Pada Rabu 28 December 2011, Aku berkesempatan untuk hadir di acara Sahabat Angklung Indonesia, yang diadakan pada jam 19.30 malam sampai 18:15 di Esplaned Open Theater Singapura.
Karena tertarik dengan pagelaran budaya Indonesia di luar negeri, Aku berusaha untuk meliput kegiatan ini dan melihat bagaimana antusiasnya pemirsa yang hadir. Banyak warga negara Indonesia yang bekerja maupun belajar datang ke acara ini, mungkin mereka ingin mengobati kangen akan Angklung dan juga budaya Indonesia.

Acara yang berlangsung meriah dan juga lagu-lagu yang dibawakan sungguh menarik karena campuran dari budaya barat, Chinese serta juga tentunya lagu Indonesia seperti Rasa Sayangnya yang cukup terkenal di Singapura ini. Pemilihan lagu-lagu ini berkesan karena pemirsa yang hadir itu pun dari manca negara, sehingga mereka mengerti kalau ternyata lagu-lagu itu terkesan menjadi unik karena permainan Angklung yang khas.

Satu bagian yang sangat menarik adalah saat pemirsa diajak bermain angklung, ini adalah bagian yang penting dalam acara ini, dimana interaksi secara langsung terjalin, dan begitu antusiasnya pemirsa yang hadir terutama yang bukan dari Indonesia, mereka begitu terfokus seakan tersihir dengan keindahan musik angklung ini dan mencoba memainkannya dan hasilnya wow sungguh senang melihat pemirsa dari manca negara memainkan alat musik Indonesia ini.

Aku berharap acara-acara seperti ini terus berlangsung dan juga para warga negara Indonesia yang berada di luar negeri yang punya keahlian budaya untuk memperkenalkan budaya Indonesia seperti yang telah dilakukan Indonesian Angklung Ensemble ini, dan juga semoga pihak kedutaan bisa memfasilitasi dan membantu untuk mengadakan pagelaran-pagelaran budaya ini.

Aku mengetahui acara ini karena juga dari Mas Very Agung Madrianto, yang memberitahukannya lewat mailing list, Mas Very beserta istri merupakan pelatih Angklung profesional di Singapura dan untuk itu Aku mencoba mengerti lebih jauh tentang Paguyuban Angklung ini, berikut adalah wawancara sekilas dengan beliau:

1. Kapan Sahabat Angklung Indonesia berdiri dan bagaimana kisahnya bisa berkumpul dan membentuk ini?
Sahabat Angklung Indonesia itu sebetulnya tema acara dari pihak Esplanade dalam rangkaian Celebrate December. Grup yang tampil di acara tersebut adalah grup angklung, Indonesia Angklung Ensemble (IAE) yang merupakan bagian dari Paguyuban Pasundan Singapura (Singapore Sundanese Community/SSC).

Grup angklung IAE-SSC ini terbentuk pada 30 Oktober 2010, dilatarbelakangi dengan ide berkumpulnya orang-orang Sunda di Singapura pada pertengahan bulan Oktober 2010. Untuk mengisi acara pertemuan tersebut, saya dan istri saya (Nisa Mustikawati) berinisiatif untuk melakukan kegiatan bermain angklung bersama (seperti audience participation di Esplanade tanggal 28 Desember 2011 kemarin). Sejak saat itu banyak orang yang tertarik untuk melanjutkan bermain angklung. Akhirnya diadakanlah latihan rutin, sehingga terbentuklah grup IAE-SSC ini.

Paguyuban Pasundan Singapura baru diresmikan pada bulan Januari 2011 dan pada saat itulah grup Indonesia Angklung Ensemble tampil untuk pertama kalinya.

2. Apakah hanya di Singapura, IAE ini berfokus? apakah ada rencana untuk membuat program ini juga nantinya bisa tampil di acara2 Kedutaan Indonesia di manca negara?

Dalam satu tahun terakhir ini grup Indonesia Angklung Ensemble (IAE-SSC) telah tampil di banyak acara di Singapura seperti “Singapore Heritage Festival 2011”, “International Women’s Day Celebration 2011”, “Hari Raya Charity Ride 2011” yang diselenggarakan oleh Riders Aid Singapore, dan di beberapa acara lainnya. Walaupun demikian, kami sangat terbuka untuk tampil di dunia internasional.

3. Bagaimana proses latihannya karena pasti tiap2 orangnya pasti punya kesibukan masing2.

Selama ini kami berlatih rutin 2 kali seminggu. Setiap orang memang memiliki kesibukan masing-masing, tetapi dikarenakan besarnya komitmen dan rasa cinta terhadap musik angklung ini, kami selalu bisa meluangkan waktu untuk berkumpul dan berlatih.

4. Bagaimana mau bergabung dan belajar bemain Angklung.

Grup kami sangat terbuka untuk anggota baru, tidak harus orang Sunda/Indonesia, jika tertarik, silakan kunjungi grup Paguyuban Pasundan Singapura di Facebook (http://www.facebook.com/groups/paguyubanpasundan/).

 

5. Sejarah Angkung itu sendiri bagaimana? Apakah itu alat musik asli Indonesia?

Ya. Dari catatan sejarah, angklung sudah ada sejak abad ke-7 masehi di Jawa Barat pada jaman kerajaan Hindu. Pada saat itu musik angklung dimainkan pada ritual persembahan kepada Dewi Sri pada saat panen padi. Peran musik angklung terus berkembang di kehidupan masyarakat sampai pada masa penjajahan Belanda. Pada saat itu musik angklung sering dipakai untuk menaikan semangat para pejuang Indonesia sebelum pergi berperang. Hal ini dianggap berbahaya oleh penjajah Belanda sehingga musik angklung dilarang untuk dimainkan kecuali oleh anak-anak dan pengemis. Pada akhirnya angklung hampir dilupakan. Pada tahun 1938, angklung kembali bersinar atas jasa Bapak Daeng Soetigna, seorang guru yang juga Pandu (Pramuka) yang mengubah tanda nada pentatonis (tradisional) pada angklung menjadi diatonis (do-re-mi-fa-sol-la-si) lalu menggunakan angklung sebagai alat musik pendidikan. Sejak saat itu alat musik angklung dapat memainkan semua jenis lagu, sehingga musik angklung semakin dikenal dan tersebar di dunia.